Terciptanya Inovasi Kontainer Pada Akhir Era Perang Dunia 2

Terciptanya Inovasi Kontainer Pada Akhir Era Perang Dunia 2

 

    Kontainer kargo telah menjadi tulang punggung perdagangan global, memungkinkan pengiriman barang lintas benua dengan efisiensi yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Inovasi ini mengubah wajah logistik dari proses manual yang rumit menjadi sistem terstandarisasi yang mendorong globalisasi. Artikel ini mengulas asal usul kontainer pertama, tokoh di balik penciptaannya, serta dampaknya terhadap industri logistik modern. 

    Sebelum kontainer ditemukan, proses pengiriman barang dilakukan secara manual. Barang dibungkus individual, dimuat ke truk, kapal, atau kereta api dengan tenaga manusia, dan sering kali mengalami kerusakan selama perjalanan. Proses bongkar-muat memakan waktu berhari-hari, biaya tinggi, dan risiko kehilangan barang sangat besar . Misalnya, kapal kargo pada awal abad ke-20 harus membawa ribuan item terpisah, seperti kasus kapal Warrior yang mengangkut 194.582 barang dalam 1.156 peti pada 1954 .

   Malcolm McLean, seorang pengusaha transportasi asal Amerika Serikat, dikenal sebagai “Bapak Kontainerisasi”. Pada 1956, ia mematenkan desain kontainer pertama setelah menyadari inefisiensi sistem pengiriman tradisional. McLean awalnya adalah pemilik perusahaan truk, tetapi ia menjual seluruh armadanya untuk fokus mengembangkan konsep kontainer yang dapat dipindahkan antar moda transportasi tanpa perlu membongkar isinya . ( candela,2022)

  Pada 26 April 1956, kapal SS Ideal X (bekas kapal tanker Perang Dunia II) melakukan pelayaran perdana dari New Jersey ke Texas dengan membawa 58 kontainer. Pelayaran ini membuktikan bahwa kontainer bisa mengurangi waktu bongkar-muat dari 7 hari menjadi hanya beberapa jam, sekaligus menekan biaya hingga 90% . Kesuksesan ini memicu revolusi dalam industri pelayaran dan logistik.

  Awalnya, kontainer McLean berukuran 33 kaki, tetapi desain ini terus disempurnakan. Keith Tantlinger, insinyur yang bekerja sama dengan McLean, menciptakan sistem penguncian sudut (corner casting) pada 1958. Sistem ini memungkinkan kontainer ditumpuk secara aman di kapal dan diangkut dengan crane, sehingga meningkatkan kapasitas dan keamanan pengiriman . 

Pada 1960-an, Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO) menetapkan ukuran kontainer 20 kaki (TEU) dan 40 kaki (FEU) sebagai standar global. Hal ini memastikan kompatibilitas antar pelabuhan, kapal, dan transportasi darat di seluruh dunia .  ( Lee, 2022)

 

    Setelah terciptanya inovasi teknologi kontainer sangat berdampak bagi pengelolaan dunia logistik  berikut merupakan dampak positif dari terciptanya kontainer:

1.      Efisiensi dan Pengurangan Biaya 

   Kontainer menghilangkan kebutuhan untuk pengepakan ulang dan mengurangi waktu transit. Biaya pengiriman turun drastis, membuat harga barang konsumen lebih terjangkau . 

2.      Percepatan Globalisasi

   Kontainer memudahkan distribusi barang lintas negara, mendorong pertumbuhan perdagangan internasional. Saat ini, 90% barang global diangkut via kontainer . 

3.      Inovasi Teknologi

   Kontainer berpendingin, sistem pelacakan GPS, dan platform manajemen rantai pasok digital semakin meningkatkan fleksibilitas pengiriman . 

4.      Penggunaan Multifungsi

   Kontainer tidak hanya untuk logistik, kini digunakan sebagai rumah modular, kantor, hingga toko . 

 

Sumber

Candela, R. A., Jacobsen, P. J., & Reeves, K. (2022). Malcom McLean, containerization and entrepreneurship. The Review of Austrian Economics, 35(4), 445–465.

Lee, D.-Y., Jo, J.-S., Nyongesa, A. J., & Le, W.-J. (2022). Fatigue analysis of a 40 ft LNG ISO tank container.